Kampoeng Batik
Jika
paris disebut-sebut sebagai Kota Cahaya maka Pekalongan mendapat
julukannya sebagai Kota Batik. Ya, Kota Batik itu ya di Pekalongan,
bukan Solo ataupun Yogyakarta. Walaupun kedua kota tersebut terkenal
akan batiknya tetapi mereka tidak disebut Kota Batik. Tahu ga sih
Pekalongan itu dimana? Banyka teman saya yang bertanya “Pekalongan itu
dimana sih? Jawa Barat, Tengah atau Timur?” bahkan ada yang mengeluarkan
pernyataan “Pekalongan itu Sunda atau Jawa?”. Bagi Anda yang tidak
begitu hafal peta Jawa mungkin akan kesusahan untuk melirik lokasinya
yang berada di utara Pulau Jawa. Bagi Anda yang biasa mudik melewati
jalur Pantura sangat besar kemungkinannya melewati kota ini untuk
singgah beristirahat sebentar maupun berbelanja oleh-oleh khasnya yaitu
Batik.
Pernahkah terbayang kenapa kota tersebut dijuluki kota Batik? Batik
sendiri selain sebagai salah satu mata pencaharian pokok warga
Pekalongan juga termasuk singkatan dari Bersih, Aman, Tertib, Indah dan
Komunikatif. Batik pun telah mendarah daging bagi warganya, mereka
menggunakan batik dalam kehidupan sehar-hari.
Jantung kehidupan kota Pekalongan adalah Batik. Industri Batik
menggerakkan lebih dari 1000 keluarga untuk bertahan hidup. Industri ini
sendiri semacam turun temurun. Jadi jika satu keluarga sudah
menjalankan usaha batik maka keturunan lainya pun akan bergerak dalam
bidang ini. Sementara orang-orang yang tidak bergerak dalam industri
batik dapat membuka usaha lainnya seperti usaha kain, benang, jin,
industry rumah tangga dan lain sebagainya. Darah orang-orang Pekalongan
sendiri sangat terpancar sebagai
Entrepreneur atau pengusaha.
Sebagai bisnis yang paling maju, banyak sekali dibukai gerai batik yang
biasanya dimiliki satu orang ataupun sebuah keluarga. Ada juga terdapat
pasar terbesar dan terlengkap yang menjual serba-serbi batik yang
bernama Pasar Grosir Setono. Disini menyediakan batik untuk tidur, ada
juga bahan sutra, tas, sandal, kemeja, seprai, blus, rajutan dan apapun
itu dapat Anda temukan disini. Harganya sangat terjangkau dan dijual
untuk beragam usia serta jenis kelamin.
Jika Anda ingin mengetahui sejarah dan cara pembuatan Batik, maka Anda
dapat berkunjung ke Museum Batik. Museum ini didirikan pada tahun 1990
dan sempat direnovasi pada tahun 1998 dan sekarang museum ini dibuka
untuk umum. Di museum ini terdapat berbagai macam koleksi batik, baik
dari batik jaman Belanda sampai batik kontemporer. Jika Anda berkenan
untuk belajar membatik maka ada
workshop yang
dapat Anda ikuti disini. Anda akan diberikan kain kecil untuk membatik
dan kain tersebut dapat dibawa pulang sebagai bukti dan kenang-kenangan
Anda pernah membatik. Seru kan? Saya sendiri sebagai warga asli
Pekalongan sangat berharap pengelolaan museum ini dapat lebih
terstruktur dan ditingkatkan lagi sehingga dapat menjadi sebuah ikon
wisata bagi kota ini yang menasbihkan dirinya sebagai kota Batik.
Pemerintah, bersama dengan Asosiasi Pengusaha Batik, dengan mengadakan
Festival Batik setiap tahunnya. Pada festival tersebut, para pengrajin
batik memperlihatkan kreasi mereka kepada masyarakat. Berbagai jajanan
juga menambah semaraknya acara tersebut. Pada tahun 2007, festival ini
diadakan secara internasional dengan bekerjasama dengan berbagai Negara
tetangga. Wakil presiden kita waktu itu, Moh. Jusuf Kalla, juga ikut
datang untuk meresmikan Kampoeng Batik. Kampoeng Batik adalah sebuah
gang berisi keluarga yang biasanya mereka adalah pengrajin batik dan
membuat batiknya langsung di rumah atau
home industry.
Jadi jika Anda berkunjung ke kota Pekalongan, maka Anda juga wajib
datang ke kampung ini untuk melihat proses pembuatan batik secara
langsung dan membelinya.
Selain orang Jawa, disini juga terdapat perbedaan etnis tertentu yang
menambah keragaman penduduknya. Bahkan, kota Pekalongan terkenal juga
dengan “kota yang banyak Arabnya’. Saya tidak bermaksud menyinggung SARA
disini tetapi hanya ingin menjabarkan penduduk kota ini secara
antropolgis. Disini juga terdapat etnis China yang membuat Pecinan
sendiri bersebelahan dengan wilayah yang ditinggali oleh etnis arab yang
biasa disebut dengan Kampung Arab. Tidak pernah ada konflik berupa SARA
disini, mereka hidup dengan damai. Para warga keturunan China sendiri
biasanya menjual barang-barang elektronik atau toko-toko kecil.
Sedangkan etnis Arab menjual makanan dan jajanan khas Timur Tengah
seperti cane, samosa, nasi kebuli dan makanan berbahan daging kambing.
Sebagian dari mereka juga bergerak di industri batik.
Kampung Arab
Apa sih yang ada di Pekalongan selain batik? Banyak kan yang “hanya” tau
Pekalongan itu Cuma sekadar “batik thok”. Tapi ada yang lain disini,
yaitu wisata kuliner. Sebagai lidah asli
wong ndeso,
saya masih tetap kangen dengan makanan Pekalongan yang aneh-aneh tapi
nikmat luar biasa. Orang Pekalongan bisa dikatakan “doyan makan” atawa
bisa diistilahkan dengan “rakus”. Sebagai orang Jawa yang terkenal
dengan jargon
mangan ora mangan asal kumpul,
mereka biasa berkumpul dan bersenda gurau sambil makan! (wuah saya jadi
ketauan doyan makan juga dong ni..hehe. ayo yang laen pasti pada
ketawa-tawa juga sembari mengaku “iya”).
Makanan khas Pekalongan sendiri namanya
Sego Megono
(Nasi Megono). Makanan ini tentu saja satu-satunya hanya dapat
ditemukan di Pekalongan. Jadi jika Anda kesini, Anda harus mencarinya!
Makanan ini mudah sekali dicari dan ada di seluruh pelosok Negeri
Pekalongan. Kalau bisa saya jabarkan makanan ini sangat tradisional,
dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Megononya sendiri dibuat dari
nangka muda dengan berbagai macam bumbu. Biasanya Megono dimakan dengan
gorengan seperti tempe atau tahu, ayam, ikan dan sambal yang mantap.
Makanan ini sangat fleksibel karena Anda dapat menambah berbagai macam
lauk lainnya, juga dapat dimakan kapan saja karena dijual dari pagi
sampai malam. Tapi saya sarankan untuk menikmatinya pada malam hari,
Anda akan lebih mudah menemukannya karena banyak warung lesehan di
pinggir jalan. Jadi intinya, Pekalongan itu Megono. Jika dapat
diasosiakan lagi orang-orang Pekalongan itu
rai Megono atau muka Megono, lha wong makan Megono bisa 3x sehari kok.
Nasi Megono
Makanan unik lainnya adalah Soto Pekalongan atau tauto, Pindang Tetel,
Garang Asem, dan Sate Kebo. Banyak makanan Pekalongan terbuat dari
daging. Jadi jika Anda tidak dapat mengkonsumsi daging, Anda dapat
menikmati alternatif makanan lainnya seperti Kluban Bothok. Setiap kota
di Indonesia mempunyai sotonya masing-masing dan salah satunya adalah
Soto Pekalongan. Bahannya terbuat dari Tauco yang membuat warnanya
menjadi hitam dan kemerah-merahan. Garang Asem juga unik karena terbuat
dari Kluwak. Garang Asemnya kurang lebih sama seperti Rawon tapi lebih
segar. Makanan ini bisa berisi daging atau telur. Pindang Tetel
sebenarnya hampir sama dengan Garang Asem, yang membedakannya adalah
daging tetelan dan biasanya ditambah dengan krupuk
usek warna-warni.
Jika Anda ingin merasakan sensasi yang berbeda ketika jalan-jalan di
sekitar kota ini, maka Anda harus menggunakan becak. Sama seperti
becak-becak lain tetapi lebih besar. Anda bisa menghirup nafas segar
sambil melihat-lihat pantai. Ada 2 pantai disini yaitu Pantai Pasir
Kencana dan Pantai Slamaran. Pantai digunakan sebagai rekreasi, pacaran
bagi yang muda-muda dan makan
seafood.
Nah, kalau soal bahasa, orang Pekalongan mempunyai logat bahasa Jawa
tersendiri yang tidak sama dengan daerah lainnya seperti Tegal,
Pemalang, Semarang, Solo, Jogja ataupun Surabaya. Saya suka sebal
dibilang
medhok. Padahal saya anggap bahasa Pekalongan itu se-sexy bahasa Prancis. Hehe..
Pekalongan sedang berkembang. Masyarakatnya seperti kebanyakan orang
Indonesia yang ramah. Pekalongan dapat dikunjungi kapan saja. Anda dapat
berbelanja batik asli dari induknya dan menikmati hidangannya yang
menggugah selera. Jadi tunggu apalagi? Rencanakan perjalanan anda!
Selamat Datang.
>
Transportasi
Dapat ditempuh dengan mobil pribadi, travel ataupun kereta. Sayangnya belum mempunyai fasilitas bandara.
>
Wisata
Pantai Slamaran, Pantai Pasir kencana, Museum Batik, Kampoeng Batik, Gerai Batik, Pasar Grosir Setono
Akomodasi
Hotel Nirwana, Hotel Hayam Wuruk, Hotel Kartini, Losmen Teratai
>Wisata Kuliner
Masduki: bertempat di Alun-Alun kota, menyediakan Garang Asem, Megono dan berbagai makanan lainnya
Jong Java Café: kafe kecil bergaya oldish, terletak di dekat Kuburan terbesar di Jl. Irian, menyediakan snack dan makanan berat. Yang paling terkenal adalah Nasi Bakar.
Sate kebo, Pindang Tetel dan Kluban Bathok : anda dapat menemukannya di bagian selatan kota.
Soto
Pekalongan : dapat ditemukan dimana saja tapi rekomendasi Soto PPIP dan
Soto Dalmuji di daerah krapyak dan di bagian selatan kota ada Soto Ojo
Lali.
Soto Pekalongan (Tauto)
Sumber : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/02/24/pekalongan-kota-batik-yang-sesungguhnya-343968.html